PEMERINTAH KOTA MAGELANG

Wakil Wali Kota Magelang dan Warga Lintas Agama Sambut Kedatangan Biksu Thudong

Rudi || Diskominsta

Sabtu, 10 Mei 2025

Bagikan :

Para biksu Thudong tiba di kelenteng atau Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio, Kota Magelang

KOTA MAGELANG - Para biksu Thudong tiba di kelenteng atau Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio, Kota Magelang, Jumat (9/5/2025) siang. Mereka disambut hangat oleh pengurus yayasan, umat Tri Dharma dan masyarakat lintas agama.

 

Turut menyambut mereka, Wakil Wali Kota Magelang dr. Sri Harso didampingi Sekda Kota Magelang Hamzah kholifi, serta pejabat Forkompinda Kota Magelang.

 

Kesenian barongsai ikut memeriahkan kedatangan mereka yang berjumlah 36 orang itu. Para biksu juga mencuci kaki, menebar bunga, dan seremoni.

 

Wakil Wali Kota Magelang dr. Sri Harso, menyampaikan penghormatan kepada para biksu yang telah tulus dan sabar menempuh perjalanan ribuan kilometer melakukan perjalanan spiritual melintasi negara dari Thailand, Malaysia, Singapura hingga Indonesia.

 

Mereka tiba di Kota Magelang dengan keadaan selamat dan sehat. Setelah itu mereka akan berjalan belasan kilometer lagi untuk sampai ke titik tujuan akhir, yaitu Candi Borobudur sebagai pusat perayaan Waisak tahun ini.

 

“Ini adalah kebanggaan tersendiri bagi Kota Magelang karena menjadi salah satu kota persinggahan dalam perjalanan thudong tahun ini,” ungkapnya.

 

Sri Harso mengaku terharu tatkala menyaksikan betapa antusiasnya masyarakat menyambut para Biksu Thudong di sepanjang jalan.

 

Menurutnya, perjalanan para biksu ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan batin dan spiritual sebagai wujud penguatan iman, disiplin diri, dan pengabdian kepada ajaran Buddha.

 

Adapun tema thudong tahun ini adalah, “Bergandengan tangan mewujudkan toleransi untuk perdamaian dunia”, sangat relevan dan menyentuh.

 

Ketua Yayasan Tri Bakti Kota Magelang Agus Setiawan mengatakan, persiapan menyambut Biksu Thudong sudah dilakukan jauh-jauh hari. Mereka menyediakan tempat tidur hingga terapi untuk memijat biksu.

 

“Pembasuhan kaki para biksu itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan umat Tri Dharma terhadap biksu Thudong yang telah berjalan kaki dari Thailand. Setelah itu, para biksu akan bermalam sehari di kelenteng,” jelas Agus. 

 

Sementara itu, biksu Thudong asal Thailand Bante Wichai mengungkapkan bahwa prosesi Thudong tahun ini adalah yang ke-3. Dia rela berjalan kaki ribuan kilometer dari negaranya menuju Candi Borobudur untuk merasakan Waisak.

 

“Saya senang dengan Berbagai masyarakat Indonesia yang sangat hangat, terutama sebagian masyarakat itu pemeluk agama Islam dan agama lainnya. Mereka membantu perjalanan kami hingga lancar sampai saat ini,” ungkapnya. (prokompimkotamgl)

 

 

 

Bagikan :