Disaksikan Penciptanya, Ribuan Pelajar Pentas 'Tari Kuntulan' Khas Kota Magelang
Rudi || Diskominsta
Senin, 17 Juli 2023
Ribuan pelajar tampil menarikan Tari Kuntulan di Taman Kyai Langgeng (TKL) Ecopark Kota Magelang
KOTA MAGELANG – Ribuan pelajar tampil menarikan Tari Kuntulan di Taman Kyai Langgeng (TKL) Ecopark Kota Magelang, dalam acara Launching Pentas Seni, Minggu (16/7/2023). Istimewanya, mereka tampil di hadapan pencipta Tari Kuntulan, yaitu Alit Maryono (82).
Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz beserta jajarannya juga ikut menari kesenian khas Kota Magelang tersebut dengan antusias. Menurut Dokter Aziz, para pelajar patut bangga karena disaksikan langsung oleh pencipta Tari Kuntulan.
“Beliau (Alit Maryono) ini yang menciptakan Tari Kuntulan. Tari yang menggambarkan perjuangan Pangeran Diponegoro. Masyarakat bersyukur memiliki Pangeran Diponegoro yang menjadi teladan melawan penjajah. Kalau sekarang yang dilawan kebodohan dan kemiskinan,” paparnya.
Dokter Aziz mengajak seluruh generasi muda Kota Magelang untuk nguri-uri (melestarikan) budaya lokal, salah satunya Tari Kuntulan tersebut. Tidak terkecuali TKL Ecopark sebagai obyek wisata andalan Kota Magelang dan sekitarnya.
Sementara itu, pencipta Tari Kuntulan, Alit Maryono menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat khususnya Pemkot Magelang atas kepedulian melestarikan kesenian rakyat. Ia meminta tarian ini tetap ada dan berkembang di masa yang akan datang.
“Terima kasih Pemkot Magelang atas kepedulian dalam pelestarian kesenian rakyat. Semoga sepeninggal saya, tarian ini terus berkembang,” ucap Alif.
Kakek berusia 82 tahun asal Kota Magelang itu menyatakan, dahulu sesuai Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tentang Seni Budaya, ada amanah pelestarian, dokumentasi dan pementasan.
Namun setelah peristiwa G30S/PKI sekitar tahun 1965, kegiatan seni dan budaya nyaris tidak digelar karena kekhawatiran tertentu. Akan tetapi Alit yang saat itu bekerja di Dinas Pendidikan Nasional berupaya agar kesenian rakyat harus tetap berkembang.
“Kemudian saya cari bibit-bibit tari. Lalu menemukan Tari Kuntulan di Gebalan. Saat itu ditarikan oleh penari laki-laki, durasinya semalam suntuk. Lalu kita “peras” menjadi 15 menit. Semula jadi 30 menit, lalu 7 menit dan 5 menit,” papar Alif.
Kelompok Tari Kuntulan karya Alit pernah menorehkan sejumlah prestasi, di antaranya Juara 1 Lomba Pelestarian Kesenian Rakyat se-Jawa dan Bali, serta Juara 1 Parade Seni Provinsi Jawa Tengah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Disdikbud) Kota Magelang Imam Baihaqi menjelaskan, pentas seni Tari Kuntulan diikuti oleh sekitar 1.000 peserta, meliputi pelajar SD, SMP dan penari dari sanggar-sanggar tari di Kota Magelang.
“Kita mempunyai kesenian khas Kota Magelang, maka kita harus menghidupkan kesenian ini. Selain itu, juga untuk menghargai penciptanya, karena selama ini anak-anak tidak ada yang tahu maka kita hadirkan (penciptanya) agar mereka memperagakan sehingga ada ketertarikan,” jelas Imam.
Ke depan tari Kuntulan yang ditampilkan secara kolosal akan dihadirkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu di Kota Magelang. (pemkotmgl)