Momen Wali Kota Merangkul, Mas Damar Ajak Warga Transformasi Sampah Jadi Sumber Nilai Ekonomi
Rudi || Diskominsta
Jumat, 24 Oktober 2025

Sampah bukan lagi sekadar persoalan kebersihan, tetapi bisa menjadi sumber nilai ekonomi dan penggerak perubahan gaya hidup masyarakat.
KOTA MAGELANG – Sampah bukan lagi sekadar persoalan kebersihan, tetapi bisa menjadi sumber nilai ekonomi dan penggerak perubahan gaya hidup masyarakat. Wali Kota Magelang Damar Prasetyono pun menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, dimulai dari rumah tangga.
“Ketika keluarga terbiasa memilah sampah, maka proses pengelolaan di tingkat kota menjadi lebih mudah dan bernilai. Bank sampah bukan hanya tempat menampung, tapi juga sumber ekonomi warga,” ujar Damar saat berkunjung ke Kampung Habitat di Bogeman Wetan, Kelurahan Panjang, Kamis (23/10/2025).
Dalam kegiatan bertajuk Wali Kota Marangkul tersebut, Damar menilai kesadaran memilah sampah organik dan non-organik menjadi langkah awal yang krusial untuk menekan volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Ia menyebut, capaian kinerja pengelolaan sampah di Kota Magelang kini telah mencapai 94,84 persen. Capaian ini menunjukkan keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan.
"Adapun sisa 5,16 persen yang belum terkelola menjadi tantangan berikutnya agar semua limbah dapat dimanfaatkan secara optimal," imbuhnya.
Selain bank sampah, Pemkot Magelang juga mengembangkan berbagai program berbasis masyarakat seperti kampung organik, kampung iklim, sekolah Adiwiyata, dan kampung mandiri sampah. Upaya ini diiringi edukasi lingkungan di sekolah dan pelatihan masyarakat agar kesadaran mengelola sampah tumbuh sejak dini.
“Pengelolaan sampah yang baik berhubungan langsung dengan sanitasi dan kesehatan masyarakat. Lingkungan yang bersih menciptakan warga yang sehat dan berdaya,” tegas Damar.
Pada kegiatan tersebut, dilakukan pula penyerahan apresiasi kepada para pemenang Lomba K3 tingkat RW, Kelurahan, BUMD, dan BUMN Kota Magelang.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang Mahmud Yunus menambahkan, keterbatasan daya tampung TPSA mendorong pemerintah kota mengutamakan pengurangan sampah dari sumbernya. Saat ini, Magelang memiliki 157 Bank Sampah Unit (BSU) dengan serapan mencapai 1,2 ton per hari.
DLH juga mengembangkan pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot, kompos di kampung organik, serta edukasi pengelolaan melalui Sekolah Pengelolaan Sampah.
“Kami mendorong perubahan paradigma, dari ‘kumpul–angkut–buang’ menjadi ‘pilah–angkut–proses–manfaatkan kembali’,” kata Yunus.
Sebagai penguatan, Pemkot Magelang menetapkan Program Makclinge (Magelang Clean Sheet) sebagai program unggulan 2025–2030, yang berfokus pada percepatan dan sinkronisasi pengelolaan sampah secara komprehensif untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. (prokompimkotamgl)









